Konnichiwa minasan! Ogenki desuka? Semoga tetap sehat selalu ya! Kali ini kami ingin membahas mengenai ujian nouryouku shiken atau biasa disingkat noken.
Setiap bahasa di dunia tentunya memiliki standar tertentu untuk bisa dipelajari oleh seseorang pembelajar bahasa terutama bagi orang asing yang ingin mempelajari bahasa suatu negara tertentu, untuk bisa mengukur kemampuan pemahaman dan penggunaan suatu bahasa tentunya dibutuhkan suatu ujian atau Test yang sudah distandarkan pula. Contohnya dalam ujian bahasa inggris seperti TOEFL, TOEIC dan lain-lain.
Di jepang pun memiliki lembaga penguji kemampuan bahasa jepang, JEES (Japan Educational Exchange Services) merupakan lembaga penyelenggara JLPT (Japanese Languange Proficiency Test). JLPT sendiri merupakan tes kemampuan bahasa jepang yang palling besar atau dipercaya sebagai lembaga utama penguji bahasa jepang. Selain JLPT di Indonesia sendiri ada beberapa ujian bahasa jepang yang digunakan, seperti NATTest, JTEST, PJC Bridge.
Standar kemampuan bahasa jepang dibagi kedalam 5 level, dari level basic sampai level tertinggi, yaitu N5, N4, N3, N2, N1.
Dilansir dari laman JLPT.jp standar kompetensi berbahasa dari setiap level adalah sebagai berikut:
N5
- Mampu membaca hiragana, katakana dan kanji tingkat dasar
- Mengerti dan memahami kosakata, pola kalimat tingkat dasar
- Memahami soal listening mengenai pembicaraan suatu topik secara umum, dalam kehidupan sehari-hari, situasi di dalam kelas, dan mampu memahami informasi yang dibutuhkan dari pembicaraan singkat dan pelan-pelan.
N4
- Mampu membaca dan memahami topik tertulis, kosakata dan kanji tingkat dasar
- Memahami pembicaraan sehari-hari dalam soal listening yang di lafalkan secara pelan
N3
- Mampu membaca tulisan spesifik terhadap tema kehidupan sehari-hari
- Mampu memahami informasi dari sebuah bacaan seperti judul berita
- Mampu membaca bacaan yang sedikit rumit dan memahami isi bacaan secara penuh dan memahami pandangan terhadap bacaan dilihat dari sisi lain
- Mampu memahami soal listening / pembicaraan dalam situasi sehari-hari dengan kecepatan berbicara hampir natural
N2
- Mampu membaca bacaan secara jelas dalam berbagai macam topik, seperti artikel dan mengomentari terhadap bacaan berita seperti koran, majalah dan mampu memberikan tanggapan terhadap isi konten bacaan
- Mampu membaca bacaan dalam topik umum dan mampu memahami narasi dan memahami intensi penulis bacaan
- Mampu memahami materi pembicaraan sehari-hari maupun berita dalam situasi keseharian dengan berbagai macam variasi pembicaraan dan mampu memahami isi dari pembicaraan dengan kecepatan berbicara natural.
N1
- Mampu membaca bacaan kompleks dan logic ataupun bacaan abstrak dalam berbagai topik bahasan, seperti isi koran, berita dan lain-lain.
- Mampu memahami isi bacaan yang lebih rumit
- Mampu memahami pembicaraan dalam soal listening yang isinya lebih kompleks, memahami isi dari berita, lecture, struktur pembicaraan dengan kecepatan bicara normal.
Berdasarkan info di atas, dapat diketahui bahwa setiap level mempunyai standard masing-masing, akan tetapi tidak ada keharusan mengikuti ujian berurutan dari level bawah ke level atas, karena ujian kemampuannya sendiri diujikan untuk mengukur kondisi level saat ini (current level). Oleh karena itu apabila ada pembelajar yang dari pertama belajar bahasa jepang tanpa mengikuti N5, N4, dan sampai ke level N3 pun tidak akan menjadi masalah jika langsung mengikuti ujian N3.
Perlu diketahui dan ditekankan bahwa ujian noken adalah ujian “kemampuan”, berarti yang harus ditingkatkan adalah kemampuannya, baru mengikuti ujian yang diinginkan, dengan begitu dapat dipastikan bisa lulus.
Beberapa penyebab yang membuat kita gagal dalam ujian noken meskipun sudah belajar:
- Merasa puas dan merasa cukup dengan kemampuan yang ada tanpa melakukan persiapan yang lebih ekstra
- Tidak menghafalkan kanji dan kosakata yang cukup sesuai standar level tertentu
- Tidak berlatih choukai / listening dengan tipe soal JLPT
- Tidak mempelajari dan berlatih m engerjakan soal dokkai JLPT
- Menghabiskan waktu mengisi soal ujian di bagian moji goi (kanji) sehingga waktu untuk mengerjakan dokkai yang seharusnya lebih lama, hanya bisa mengisi seadanya, sehingga akan sangat mengurangi hasil nilai. Sehingga terkesan “sudah soalnya susah, waktunya kurang, menyerah saja”
- Tidak membuat memo atau coretan saat ujian choukai, atau tidak fokus saat mendengarkan setiap soal choukai, karena bagi kita orang Indonesia bahasa jepang bukan bahasa ibu, tentu saja saat kita sedang tidak fokus mendengarkan, maka kita sama sekali tidak akan tahu apa yang sedang dibicarakan dalam soal tersebut, dan itu akan sangat berpengaruh pada hasil nilai kita.
Beberapa solusi lulus noken dengan hasil memuaskan :
- Menghafal kanji sesuai standar level, tidak harus setiap hari, tetapi ada progress hafalan bertambah setiap minggunya
- Latihan menjawab soal choukai sesuai level agar terbiasa dengan tipe soal JLPT
- Latihan mengerjakan soal dokkai sesuai level
- Gunakan referensi buku persiapan noken dan pelajari sampai selesai
- Gunakan aplikasi hafalan kosakata berupa flashcards (sudah banyak di playstore/appstore) dan hafalkan secara berulang-ulang di saat senggang.
- Tonton referensi atau penjelasan bunpou dari youtube, sehingga bisa dipelajari saat santai.
Semoga informasi diatas bermanfaat bagi minasan ya, nantikan bahasan lebih lanjutnya!
Arigatou gozaimasu!